CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

Zikir Nafi dan Isbat, dengan lain perkataan kalimat Zikir yg tidak mengakui semua Tuhan-Tuhan dan menetapkan kepada ALLAH yg satu tunggal adalah Zikir yg paling besar manfaatnya dan paling sangat berbekas bagi manusia yaitu kalimat : LAA ILAHA ILALLAH artinya tiada Tuhan selain ALLAH. Tuhan berkata dalam firmanNYA : “Ketahuilah tentang Tuhan itu bahwa tidak ada Tuhan melainkan ALLAH”.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Yang paling utama apa yang aku ucapkan dan apa yang di ucapkan oleh Nabi Nabi sebelumku yaitu : “LAA ILAHA ILLALLAH”.

Kemudian Nabi berkata pula dalam hadist : “Barangsiapa yang mengucapkapkan LAA ILAHA ILLALLAH dengan ikhlas pasti masuk syurga”.

Dalam hadist lain Junjungan kita juga bersabda : “Bagi mereka  yang mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH tidak sah takut akan kejahatan dalam kubur dan kejahatan pada waktu berkumpul di Padang Makhsyar.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda pula : “Jika ada seseorang yang mengucapkan LAA ILAHA ILLALLAH secara benar, meskipun ia memiliki dosa sebesar bumi akan di ampuni Tuhan dosanya itu.”

Kalimat itu dinamakan “Kalimat Thayyibah” yang dapat mensucikan orang yang mengucapkannya dari syirik jali sebagaimana ia dapat membersihkan jiwa orang itu dari syirik khafi dan menjadikan orang itu orang ikhlas dan murni. Begitu juga kalimat ini dapat membuka hati manusia dari hijab yang selalu menghalangi kepada kebenaran, serta membersihkan jiwa orang itu dari segala kotoran dan siat sifat kebinatangan.

Kalimat LAA ILAHA ILLALLAH itu mengkaruniai kasyaf bagi yang mengucapkan untuk selama lamanya, disamping mengkaruniai sifat sidiq, ikhlas, ilmu laduni, rahasia rahasia yang aneh dan akan di beri musyahadah bermacam macam alamat dari Tuhan.

Karunia yang demikian itu di peroleh jika ucapan kalimat itu diambil dan di terima dari hati yang taqwa dan suci dari selain ALLAH, bukan hanya dipetik dan di dengar saja dari mulut mulut orang awam. Kalimat Nafi-Isbat itu meskipun sepotong ayat yang pendek, tetapi maknanya sangat luas meliputi seluruh hati jika di ambil dengan butir butir tauhid dari hati yang hidup, butir butir itu akan tumbuh. Berlainan dengan butir butir yang tidak mencapai dan tidak hidup.

Rasulullah bersabda : “Bahwasanya ALLAH Ta’ala itu mengaharamkan api neraka menjilat orang yang berkata LAA ILAHA ILLALLAH yang ditujukan hanya kepada ALLAH semata mata”. (HR.Bukhari-Muslim)

Dala hadist lain : “Orang sedang berzikir seperti  pohon yang rindang di tengah tengah pohon kering”.

Nabi berkata juga : “Orang yang ingat kepada ALLAH adalah laksana orang yang hidup di tengah tengah orang yang mati”.

Dalam AlQuran Tuhan berkata : “Barang siapa yang dibuka dadanya untuk islam, maka ia berada ditengah tengah Nur Tuhannya. Neraka “wail” disediakan bagi orang yang hasad (keras) hatinya dan tidak berdzikir kepada ALLAH, orang itu berada dalam kesesatan yang nyata .”(QS.Az Zumar-22).

Dalam Al Quran Tuhan berfirman : “Dia lah ALLAH yang mengutus Rasul NYA dengan petunjuk dan agama yang benar, untuk mengatasi seluruh agama itu kepada manusia, meskipun tidak disenangi oleh orang orang yang musyrik”. (QS.As Shaf-9).

Firman ALLAH dalam Al Quran : “Dialah Tuhan yang telah mengutus seorang Rasul diantara kalangan manusia yang tidak dapat membaca dan menulis.”

Yang memiliki maksud :

1.Agar menyampaikan keterangan dan tanda tanda kebesaran ALLAH
2.Membersihkan kotoran kotoran hati mereka (Sifat mazmunah)
3.Agar pula diajarkan kepada mereka isi kitab suci dan hikmahnya meskipun itu berada dalam keadaan sesat. (Qs.Al Jumah : 2).

Pada stuasi yang lain, ALLAH berfirman kepada Nabi Muhammad SAW:
“Katakanlah, bahwa inilah jalanku, serukan mereka kembali kepada ALLAH dengan hati yang terang, katakanlah ikutilah aku dan orang yang sepaham dengan aku”. (QS.Yusuf : 108).

Oleh karena itu wahai saudara-saudaraku semua,sadarlah kamu dan segera kembali minta ampun kepada Tuhanmu beserta rombongan (Guru- guru) kerohanianmu. Tidak ada jalan lain yang lebih pendek dan tidak ada teman yang dapat menolongmu dalam alam ini, kecuali jalan Tuhan itu. Tidaklah kita datang kedunia yang kotor dan yang hina dina untuk tinggal selama lamanya.

Kita datang kedunia tidak hanya untuk makan dan minum dan untuk melepaskan hawa nafsu yang samar, sedang Nabimu menanti kedatanganmu ke alam Baqa’ dengan muram durjana.


Nabi SAW bersabda: “Duka cita karena umatku yang akhir jaman akan terpecah pecah menjadi 73 golongan”.

Dari Abdullah bin Zaid, dari Abdullah bin Umar diterangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Bani Israil akan pecah dalam 71  golongan, Nasrani akan pecah dalam 72 golongan dan umatku akan pecah 73 golongan. Semuanya masuk kedalam neraka kecuali 1 golongan. Orang bertanya : “Siapakah golongan itu? Rasulullah SAW menjawab : “Ialah yang seperjalanan dengan daku dan sahabatku”.
ALLAH beerfirman : “Ada diantara umat yang kami jadikan itu mendapat petunjuk sepanjang yang haq dan oleh karena itu mereka berbuat adil”. (QS. AL- A’raf : 181).

Tuhan berfirman pula : “Aku tidak jadikan jin dan manusia itu, kecuali untuk menyembah daku”. (QS.Az Zuhriyat : 56).

Maksud ayat ini, manusia dan jin dijadikan agar mereka menyembah Tuhan. Penyembahan ini dinamakan makrifat dan ia dapat diperoleh hanya dengan terbuka hijab nafsunya dari cermin hati dengan segala kesuciannya. Maka orang yang dikarunia demikan itu melihat keindahan perbendaharaan yang tersembunyi dalam rahasia lubuk hatinya seperti yang pernah difirmankan ALLAH SWT dalam sebuah hadist Qudsi :
“AKU adalah perbendaharaan yang tersembunyi, AKU ingin di ketahui,  AKU jadikan mahkluq supaya AKU diketahui dan dikenal”.


Dari Hadist jelas bahwa ALLAH menjadikan manusia untuk kepentingan makrifat, yaitu mengenalNYA dengan sebaik baiknya.

Makrifat ada dua macam :

1. Makrifat Sifat ALLAH

2. Makrifat Zat ALLAH

Makrifat sifat merupakan keutamaan badan dalam dua negara, yaitu dunia dan akhirat. Sedangkan makrifat Zat merupakan keutamaan ruh yang suci di akhirat.

Tuhan berfirman : “Bahwa manusia manusia itu di hari kemudian akan melihat Tuhan”. (QS. AL-Qiyamah : 23).

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu memperingatkan (mentalqinkan) kalimat Thoyibah kepada sahabat sahabatnya guna :

1. Membersihkan hatinya;

2. Membersihkan jiwanya;

3. Menyatakan hubungan dengan Tuhannya;

4. Mencapai kebahagian yang suci.

Sebuah hadist dari Ali bin Thalib K.w. berbunyi : “Bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW menceritakan bahwa Jibril mengatakan demikian : “Belum pernah aku turun membawa kalimat yang lebih agung dari kalimat LAA ILAAHA ILAALLAAH, karena dengan kalimat itu tegaklah langit dan bumi, gunung dan tumbuh tumbuhan, laut dan daratan. Itulah kalimat ikhlas, kalimat taqwa, kalimat islam, kalimat kedekatan dengan Tuhan, kalimat kemenangan, kalimat angkasa perkasa”.

Dalam hadist yang lain di sebut : “Itulah kalimat Tauhid, kalimat ikhlas, kalimat taqwa, kalimat thoyibah, kalimat da’watul haq, kalimat urwatul wusqo dan itulah kalimat tsama’ ‘ul jannah (harga dan pembeli surga)”.

Bersabda pula Nabi Muhammad SAW : “Perbaruilah iman kamu. Sahabat bertanya: “Bagaimana kami memperbarui iman kami yaa Rasulullah? jawab Nabi : “Dengan memperbanyak ucapan LAA ILAAHA ILAALLAH”.

Dan Nabi SAW bersabda pula: “Barang siapa memperbanyak zikrullah, ia terlepas dari munafiq.”

Dan sabdanya pula : “Zikrullah itu adalah ciri iman, kemerdekaan, membebaskan diri dari munafiq, benteng pertahanan dari serangan syaitan dan tameng dari panasnya api neraka”.

Tuhan berfirman :
“Tidaklah kamu melihat ALLAH mengadakan kalimat Thoyibah seperti menegakkan pohon thoyibah yang urat akarnya teguh dan cabangnya berkembang di langit, diberi (didatangi) makanan tiap waktu dengan izin Tuhannya. Demikian contoh yang di berikan ALLAH kepada manusia agar mereka ingat”. (QS.Ibrahim : 24).

Penegakan ini Tuhan karuniakan kedalam hati hamba hamba yang dicintai NYA dengan firman : “Ditetapkan ALLAH mereka yangberiman dengan kata kata yang tetap dan tegak dalam kehidupan akhirat. ALLAH menyesatkan orang orang yang zalim dan ia berbuat sekehendaknya”. (QS.Ibrahim : 27).

Dengan fitrah ini hendaknya dijelaskan bahwa ALLAH menegakkan Tauhid yang urat tunggangya terhujam di bumi yang ketujuh dan cabang cabangnya di langit arsy, kemudian ditaburkan bibit Tauhid diatas tanah persemaian hati agar tumbuh dari dalam pohon Tauhid  yang urat tunggangnya di dalam angkasa rahasia dan berbuat Tauhid untuk keridhoan Tuhan, sebagai tujuan amal sholeh, maka hiduplah hakikat insani yang dinamakan tiflul ma’ani (pengertian pengertian yang pelik).

Maka firman Tuhan : “KepadaNYA naik gubahan-gubahan kata yang indah, yakni LAA ILAAHA ILALLAH dan kepadaNYA terangkat amal yang shaleh”. (QS.Al Fathir : 10).

Dalam firman yang lain pula : “Barang siapa yang ingin berjumpa dengan TuhanNYA hendaklah ia beramal shaleh dan tidak menyekutukan Tuhannya itu dengan apapun juga dalam ibadat penyembahannya”. (QS. -Al Khafi : 110).

Ber-awal Nur itu keluar dari Hati yaitu Perasaan yang merupakan Istana Muahammad di pancarkan-lah ke Pikiran menjadi Akal yang merupakan Istana ALLAH  kemudian dari situ-lah keluar menjadi suatu Tindakan dan tindakan atau Perbuatan yang ber-ulang-ulang akan menjadi suatu Kebiasaan dari kebiasaan menjadi suatu Karakter selanjutnya akan menentukan NASIB orang tersebut.





“ZIKIR NAFI ITSBAT”

Cara Zikir Nafi Itsbat :

1. Istighfar – 7x = “Astaghfirullaha Robbi Min Kulli Zanbin Wa Atubu Ilaihi”
2.Niat : ini adalah adab, etika dalam berdoa, mohon izin dengan cara menghadiahkan ‘pahala’ bacaan (Al-Fatihah+Qul Huwa Allah) kepada para guru-guru, sebut saja mulai guru awal sampai guru akhir, yang sudah dikenal (sebutkan) atau yang belum dikenal (bayangkan sejenak), mohon keberkahan dari  amalan ajaran ini, hadiahkan juga ‘pahala’ ini kepada semua leluhur “kramat” mulai dari bapak, kakek, dan seterusnya (kalau kenal sebutkan kalau tidak bayangkan sejenak) dengan segala kerendahan hati ucapkan :

“Ya Allah! Dengan izinMu aku hadiahkan “karomah” dari bacaan Fatihah dan Qul Hu Allah kepada sekalian arwah para guru, para leluhur yang saya maksudkan”.

Selepas niat langsung baca :
3.Alhamdu Syarif – 1x = “Surah Al-Fatihah dengan A’uzubillah dan Bismillah”.
4. Qul Huwa Allah – 3x  = “Surah Al-Ikhlas dengan Bismillah”.
5. Selepas itu fokus lagi lalu bayangkan hadirnya Maut – (Caranya : ucapkan dalam hati, “Aku sudah mati…, rasakan ketika dimandikan orang…, kemudian dikafankan orang…., lalu di-sholat-kan orang…, dan dihantarkan orang jenazah aku kedalam liang lahad…, gambarkan itu semua”).
6. Buang nafas dan tahan di bawah pusat serta angkat lidah ke langit-langit. Hati mengucapkan ‘LA’ sambil menariknya dari pusat naik ke otak dan ketika menyebut lafadz ‘ILAHA’ hendaklah membawanya ke arah bahu kanan dan ketika menyebut lafadz ‘ILLA ALLAH’ hendaklah dihempaskan ke hati, dengan merasakan kesannya terhadap semua Lataif Alam Amar dan Alam Khalaq tanpa menggerakkan lidah dan anggota tubuh.
Zikirlah sampai “merasa fana” dan ketika hendak melepaskan nafas sambung dengan ucapkan MUHAMMADUR RASULULLAH.
7.Tawajjuhkan diri terhadap hati dan hati bertawajjuh kepada Allah Ta’ala. Ini adalah Wuquf Qalbi.
8.Senantiasa Muraqabah dengan menggambarkan limpahan Faidhz dari Allah Ta’ala jatuh ke hati kita
9.Sesudah beberapa lama kemudian, ucapkan dalam hati dengan rasa rendah diri ucapan “Baz Gasht”  yaitu :

Bagi peringkat awal ucapkan :
Ø “Ilahi Anta Maqsudi Wa Ridhoka Matlubi”.
Ø “Ya Tuhanku! Maksudku hanyalah Engkau dan Keridhoan Mu yang aku harapkan”.

Bagi peringkat pertengahan hendaklah menambah ucapan:

“A’tini Mahabbataka Wa Ma’rifataka”

“Karuniakanlah Cinta dan Ma’rifat Mu”

Bagi peringkat tinggi sebelum itu harus diucapkan:

“Taraktu Ad-Dunia wa Al-Akhirah laka A’tini Mahabbataka wa Ma’rifataka”
“Telah ku lepaskan Dunia dan Akhirat karena Engkau, Karuniakanlah Cinta dan Ma’rifatMu”.

Wuquf Qalbi dan Baz Gasht adalah di antara syarat-syarat Zikir.

10.Di dalam satu majelis hendaklah mengerjakan zikir ini sebanyak 2000x  sehari dalam waktu 2 jam berzikir.

11.Begitu juga ketika berjalan, berbaring, bangun dan duduk, berwudhu ataupun tidak, setiap waktu dan keadaan hendaklah tetap tekun berzikir sehingga amalan zikir itu menjadi sifat yang tertanam dalam hati agar dapat menghasilkan penyucian batin dan menghasilkan Tawajjuh hati dan hadir hati terhadap Allah.

Demikian, Semoga Allah memberikan Taufiq….

Tanda-Tanda Penyucian Batin Dan Warna Nur Lataif

Serta batas-batas Sayr Afaqi Dan Sayr Anfusi

Cahaya Nur-nur Latifah selalu Zahir pada pandangan batin ahli-ahli Kasyaf,  hal ini disebabkan karena tuntunan ilmu mereka, maka nampaklah penyaksian Musyahadah dalam diri mereka.

Para Ahli Kasyaf  telah menerangkan Nur Latifah-latifah ini dan menetapkan warna-warna tertentu untuk setiap Latifah tersebut, sebagai berikut :

1. Qalb - Kuning

2. Ruh - Merah

3. Sir - Putih

4. Khafi - Hitam

5. Akhfa - Hijau

Pada awalnya warna nur-nur tersebut ‘di luar diri’ dinamakan Sayr Afaqi. sesudah itu mereka akan memperhatikan warna cahaya nur-nur itu di dalam batin mereka dan ini dinamakan Sayr Anfusi.

Yang dimaksudkan dengan Sayr Afaqi adalah bermula dari bawah ‘Arash sampai sebawah-bawahnya dan yang dimaksudkan dengan Sayr Anfusi adalah bermula dari atas ‘Arash hingga seatas-atasnya.

Apabila semua Latifah ini telah keluar dari daerah Qalibiyah dan menuju naik dan bertawajjuh ke arah Asal Usulnya sampai ke ‘Arash ini dinamakan Sayr Afaqi.

Dan apabila dari atas ‘Arash, maka dia mengalami Jazbah tarikan dan untuk naik ke atas lagi, maka di situlah dinamakan permulaan Sayr Anfusi.

Tentang  “Kashaf ‘Ayani Dan Kashaf Wijdani”

Bagi orang-orang yang Ahli Kashaf, mereka dapat menyaksikan warna cahaya. Nur-nur tersebut dalam pandangan mereka. Akan tetapi di zaman ini sekarang, mungkin disebabkan makanan yang halal sudah tercampur dengan perkara Syubhah, maka orang yang mencapai Kashaf ‘Ayani semakin berkurang. Kebanyakan para penuntut memperolehi Kashaf Wijdani.

Perbedaan antara Kashaf Wijdani dan Kashaf ‘Ayani adalah, orang yang memiliki Kashaf ‘Ayani dapat melihat secara dzahir dari satu Maqam ke Maqam yang lain. Orang yang memiliki Kashaf Wijdani belum….

Tentang  “Muraqabah Ahadiyyat”.

Muraqabah adalah suatu kegiatan kerja menunggu serta menantikan limpahan karunia Faidhz dari Mabda Faidhz yakni sumber pernyataan dan penampakan Faidhz yaitu Hadhrat Allah dan melihat, serta memperhatikan limpahan karunia Faidhz tersebut jatuh pada Mawrid dirinya yaitu tempat terjatuhnya Faidhz pada kedudukan Latifah.

Kedudukan di mana limpahan Faidhz itu terjatuh, maka mana-mana Latifah itu dinamakan sebagai Mawrid Faidhz. Karena itulah Para Masyaikh telah menetapkan bagi setiap Maqam ada Muraqabah tertentu baginya.
Para Masyaikh telah menetapkan amalan Muraqabah Ahadiyyat.

Yang dikatakan Muraqabah Ahadiyyat itu adalah Muraqabah terhadap Hadhrat Zat Maha Tinggi yang terhimpun padaNya segala Sifat-Sifat yang sempurna dan suci dari segala sifat kekurangan, kelemahan dan keaiban, bahwa Nama yang Mubarak yaitu Allah adalah bagi Zat yang dinamakan denganNya. Dalam kegiatan Muraqabah, perkara yang perlu diperhatikan bahwa hendaklah kita memperhatikan limpahan Faidhz dari Hadhrat Zat Yang Maha Suci jatuh ke Latifah Qalb.

Tentang “ Zikir Rabitah”

Cara melakukan zikir ini adalah :

1. Membayangkan rupa wajah Mursyid dalam fikiran

2. Memelihara rupa bentuk Mursid di dalam hati

3. Membayangkan rupa kita ini sebagai rupa Mursyid kita.
Apabila amalan Rabitah ini telah menguasai murid, maka dia akan melihat pada segala sesuatu dan akan kelihatan rupa Hadhrat Mursyidnya. Hal ini dinamakan “Fana Fi Syaikh”.

Bahwa dari permulaan menjalani Tarikat, mulai dari ‘Arash turun ke bawah akan mendapati rupa Mursyid meliputi semuanya dan bahwa setiap gerak diamku itupun akan merasakan sebagai gerak diam Mursyid juga.

“Apabila setiap tembok dan dinding telah berubah menjadi cermin, saat datang ‘zauq’, di mana saja aku melihat Engkau ada disitu Mursyidku” (Syair).

Zikir semata-mata tanpa Rabitah dan tanpa “Fana Fi Syaikh” tidak akan sampai, karena bertentangan dengan Rabitah Mursyid.

Ketahuilah bahwa jalan Tarekat Rabitah jika dibandingkan dengan semua jalan Tarekat lainnya adalah merupakan jalan Tarekat yang paling terdekat untuk mencapai Makrifat.

Jadi semua ber-awal dari HATI, kita semua bisa “mengatur” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik. Baca juga 
URGENSI KEMURSYIDAN ADALAH CARA SALIK BELAJAR TAUHID HAKIKI sumber : SUARA MANIA POST

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Link

Komentar

SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

DALIL WAHDATUL WUJUD DALAM AL QUR'AN DAN HADISTH

ABU THALIB AL-MAKKI PEMANDU AMALAN TAREKAT PARA SUFI

SYAIKH SITI JENAR : AL-FATIHAH SALAH SATU KUNCI NGIBADAH

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

🔂 FOLLOWERS