Postingan

ABU BAKAR AL-KATTANI : ULAMA DAN SEJARAHWAN PELITA MASJIDIL HARAM

Gambar
Abu Bakar Al-Kattani, Ulama dan Sejarahwan Pelita Masjidil Haram Sepanjang hidupnya ia beribadah di Masjidil Haram, mimpi didamaikan dengan Ali bin Abi Thalib oleh Rasulullah SAW Pada abad IV H, ada seorang ulama besar yang mendapat julukan “Pelita Masjidil Haram”. Masjid yang megah dan selalu diterangi lampu-lampu sepanjang siang dan malam itu, semakin semarak dengan hadirnya “Sang Pelita”. Ia adalah Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ja’far Al-Kattani – yang setiap hari salalu membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an. Lahir di Baghdad, awalnya ia pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji, tapi kemudian menetap disana hingga wafat pada 322 H / 934 M. dan selama 30 tahun menetap di Mekah, ia dikenal sebagai ulama yang tidak pernah tidur. Setiap hari ia duduk di bawah pancuran air dalam Masjidil Haram, dan selama itu pula ia cukup berwudlu sekali dalam 24 jam. Setiap kali tawaf di Ka’bah, konon, ia sempat membaca 20 ribu ayat. Niat menunaikan ibadah haji sudah terbersit d

MENGENAL AL-JILLI : SUFI MISTERIUS, KAYA ILMU DAN KREATIF

Gambar
Mengenal Al-Jilli, Sufi Misterius, Kaya Ilmu, dan Kreatif Ia dikenal sebagai mistikus yang misterius tapi kaya ilmu. Beberapa karyanya dikabarkan sempat hilang Dalam alam pemikiran Islam dikenal apa yang disebut “Insan Kamil”, alias manusia yang sempurna. Insan Kamil merupakan derajat spritual yang paling tinggi, yang menjadi dambaan setiap muslim. Bisa mencapai derajat sebagai Insan Kamil sangat berarti bagai seorang yang beriman, karena mereka benar-benar dapat merasakan makna sebagai manusia yang sesungguhnya. Derajat sebagai Insan Kamil hanya dikenal dalam dunia tasawuf. Banyak cara atau metode untuk mencapai derajat tersebut yang dirumuskan oleh para sufi masyhur. Diantaranya, Al-Jilli, dalam kitabnya, Al-Insanul Kamil fi Makrifat al-Awakhir wa Awa’il. Ia menulis pendapatnya tentang Insan Kamil dengan cukup Mendetail – sehingga sering dikutip banyak penulis hingga kini. Nama lengkapnya Abdul Karim ibnu Ibrahim ibnu Khalifah ibnu Ahmad ibnu Mahmud al-Jilli. Kapan

JA'FAR BIN MUHAMMAD BIN ALI

Gambar
suarakota.com Ja’far Bin Muhammad Bin Ali Dalam catatan sejarah, Ia dikenal dengan Ja’far Ash-Shadiq. Bagi kalangan Syi’ah, tokoh ini dianggap penting. Ia dianggap sebagai Imam Keenam setelah Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husen bin Ali, Ali Zainal Abidin, dan Muhammad Al-Baqir. Padahal dalam beberapa ungkapannya, Ja’far justru menolak pendapat Syi’ah itu. Ja’far bin Muhammad adalah keturunan orang mulia. Dari ayahnya ia masih keturunan Ali bin Abi Thalib, sedangkan dari garis keturunan Ibunya ia masih keturunan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Adz-Dzahabi, dalam kitabnya, Siyar A’lamin Nubala’, mencatat sanad tokoh ini sebagai berikut: Dia adalah Ja’far bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdil Manaf bin bin Syaibah bin Histam bin Qushai. Ibunya adalah Qarwah binti Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar At-Taimy. Neneknya dari pihak ibu adalah Asma’ binti Abdurrahman bin Abu Bakar. Ja’far pernah mengatakan, “Aku pernah dilahirkan dari Abu

APA BENAR TUDINGAN SESAT PADA TASAWUF

Gambar
suarakotapontianak.com - Apa benar pemikiran dan gerakan tasawuf bertentangan dengan al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah Saw.? Tema ini kerap benar dijadikan sasaran tembak oleh sekelompok muslim yang menempatkan dirinya sebagai ahlus sunnah yang paling murni, benar, dan sesuai tuntunan Rasul Saw. Bidikan pertamanya ialah tidak adanya ajaran tasawuf dalam al-Qur’an dan hadits Nabi Saw. Jika yang dimaksud “ajaran” ialah teks-teks naqli yang sharih dalam al-Qur’an dan hadits, memang benar klaim tersebut. Namun, sebelum keburu Anda terseret membenarkan tudingan sesat pada tasawuf, mari mengerti dulu hal-hal berikut: Pertama, menganggap ajaran Islam yang baik dan benar hanyalah yang ada bunyi teksnya, literal (bayani), ini pandangan yang bermasalah. Kenapa? Sebab berisiko menjadikan Islam sedemikian sempit, terbatas, telah selesai di masa 16 abad silam saat diturunkan al-Qur’an dan lahirnya hadits-hadits Nabi Saw. Jika yang dimaksud telah selesai ialah hal-hal yang bersk

ABU HUSEIN AL-NURY SUFI YANG DISELIMUTI CAHAYA

Gambar
Abu Husein Al-Nury, Sufi yang Diselimuti Cahaya Ia terkenal sebagai seorang Zahid yang menafikan keduniawian. Begitu dalam cintanya kepada Allah hingga dijuluki Al-Nury, “Yang Dianugrahi Cahaya”.  Dalam jagat sufistik, perjalanan seorang sufi yang berziarah ke berbagai tempat suci bisa menampilkan berbagai perbuatan menjadi hikmah keronahian dengan nilai-nilai spritual yang luar biasa. Mereka meninggalkan jejak-jejak spritual – adakalanya berupa karya tulis yang monumental – yang sampai sekarang tetap menjadi rujukan para penganut sufi. Beberapa di antara mereka, misalnya Syekh Abdul Qadir Jailani, Sarry As-Saqaty, Junaid Al-Bagdadi, Fariduddin Aththar, Abu Husien Al-Nury, dan sebagainya. Mereka adalah tokoh sufi garda depan yang hingga kini belum tertandingi ketokohannya. Seorang diantara mereka, yaitu Abu Husien Al-Nury, punya keistimewaan justru karena mendapat julukan “Al-Nury”, yaitu “Yang mendapat anugrah cahaya” dari Allah SWT. Nama lengkapnya adalah Abu Husien

AIN AL-QUDAH SUFI YANG SUDAH MATANG SEJAK USIA MUDA DIHUKUM MATI

Gambar
Ain Al-Qudah, Sufi yang Sudah Matang Sejak Muda Dia adalah sufi yang mengalami nasib yang sama dengan Al-Hallaj. Dalam usia 33 tahun ia di penjara dan di hukum mati oleh penguasa di Hamazan, Iran, pada 1131 M. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Ma’ali Abdullah bin Abi Bakar Muhammad bin Ali Al-Miyanaji al-hamazani. Dia lahir di Hamazan pada 1098 M dari keluarga terpelajar yang berasal dari Miyanaj Azarbaijan. Kakeknya seorang hakim di Hamazan dan terbunuh ketika para penjarah melakukan keonaran di kota tersebut pada tahun 1000 M. Kendati data hidup Ain Al-Qudah yang dapat dilacak sangat terbatas, tersimpul dari tulisannya bahwa ia adalah seorang yang luar biasa, lebih cepat memperoleh kematangan intelektual dibanding dengan pemuda seusianya. Ia pernah menulis dan berujar, “Tidak mengherankan kalau orang-orang iri kepadaku karena melihatku pada usia 20 tahun lebih mampu menyusun risalah yang orang lain seusia 60 tahun sulit memahaminya, apalagi menyusunnya,” ujarnya. Dalam usia mas

ABU THALIB AL-MAKKI PEMANDU AMALAN TAREKAT PARA SUFI

Gambar
Abu Thalib Al-Makki, Pemandu Amalan Tarekat Para Sufi Ia sufi  besar, pengarang  kitab Qutubul Qulub fi Mu’ammalatil Mahbub, yang menjadi panduan bertarekat para sufi Ia dikenal sebagai sufi jenius dalam hal pemikiran yang tertuang dalam beberapa kitab, juga pengarang kitab ilmul Qulub dan Qutubul Qulub fi Mu’ammalatil Mahbub, yang cukup populer dikalangan para sufi maupun pengamat Tasawuf karena sering dirujuk dalam berbagai perbincangan. Dialah Abu Thalib Al-Makki. Ia lahir di Jabal, sebuah desa tidak jauh dari Baghdad, Irak. Nama lengkapnya Muhammad bin Ali bin Athiyah Abu Thalib Al-Makki Al-Haritsi Al- Maliki. Dua nama di bagian belakang adalah julukannya. Ia mendapat julukan Al-Haritsi, karena memang dari suku Harits. Sedangkan julukan Al-Maliki, sebab ia bermazhab Maliki, sementara julukan Al-Makki, karena ia dibesarkan di Mekah. Seperti beberapa sufi besar lainnya, tahun kelahiran Abu Thalib juga sulit ditemukan, tapi riwayat hidupnya bisa dilihat dari beberapa
SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

DALIL WAHDATUL WUJUD DALAM AL QUR'AN DAN HADISTH

SYAIKH SITI JENAR : AL-FATIHAH SALAH SATU KUNCI NGIBADAH

ABU THALIB AL-MAKKI PEMANDU AMALAN TAREKAT PARA SUFI

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

🔂 FOLLOWERS