Postingan

AWAL DAN AKHIR DARI SEBUAH PENCARIAN

Gambar
Awal dan Akhir dari Sebuah Pencarian Tulisan ini saya edit dari tugas mahasiswa saya di Pascasarjana IAIN Antasari, berisi sebuah renungan sufistik yang cukup mendalam terinspirasi dari sebuah novel karangan Ibn Tufail tentang pencarian Tuhan oleh seorang anak manusia tanpa campur tangan persepsi. Novel itu berjudul Hay bin Yaqzhan. Hayyân ibn Yaqzhân adalah seorang anak manusia yang terdampar disebuah hutan rimba, dia tumbuh besar bersama dengan aneka flora dan fauna yang ada di hutan, Hayyân ibn Yaqzhân tidak mengenal makhluk yang sepertinya dihutan, karena ia adalah satu-satunya manusia yang ada di hutan itu. Ketika Hayyân ibn Yaqzhân telah sampai kepada had al-tamyȋz (mampu menalar sesuatu dengan akalnya), ia melihat sembari memikirkan aneka flora yang beraneka ragam jenisnya dengan karakteristiknya masing-masing, kemudian ia juga melihat dan memikirkan berbagai macam fauna yang hidup di hutan tempat ia tinggal, ia memikirkan seluruh keteraturan yang ada di semesta a

MENGENAL DIRI MANUSIA

Gambar
Mengenal Diri: Ta'alluq, Takhalluq, dan Tahaqquq Mengenal diri adalah cara sufi dalam mengenal Tuhannya. Di dalam tradisi kaum sufi terdapat postulat yang berbunyi: Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu --Siapa yang telah mengenal dirinya maka ia telah mengenal Tuhannya. Jadi, pengenalan diri adalah pintu yang harus dimasuki dalam rangka berkenalan dengan Ketuhanan. Mengapa perlu mengenal diri manusia? Karena pada dasarnya manusia adalah puncak ciptaan Tuhan dengan tingkat kesempurnaan dan keunikan-Nya yang prima dibanding makhluk lainnya (QS. 95:4). Namun, Allah juga memperingatkan bahwa kualitas kemanusiaannya, masih setengah jadi, sehingga harus berjuang untuk menyempurnakan dirinya (QS. 91:7-10). Proses penyempurnaan ini amat dimungkinkan karena pada naturnya manusia itu fithri, hanif dan berakal. Lebih dari itu, Allah juga mengutus guru sejati, Muhammad Rasulullah pembawa kitab suci sebagai petunjuk (QS. 4:174). Persoalannya adalah, bagaimana cara mengen

TUHAN DALAM KONSEP WAHDATUL WUJUD

Gambar
Tuhan dalam Konsep Wahdatul Wujud Secara etimologi istilah wahdat al-wujud merupakan penggabungan dari dua suku kata bahasa Arab, wahdah (وحدة ) dan al-wujud ( الوجود ). Bentuk penggabungan kedua-dua kata tersebut dalam ilmu nahu disebut idafi atau mempunyai kedudukan sebagai sebagai mudaf (wahdah) dan mudaf ilaih (al-wujud). Sedangkan kalau dilihat dari segi ilmu saraf, kata wahdah merupakan bentuk masdar daripada kata kerja wahada ( وحد ) yang berarti sendiri atau bersendirian. Sedangkan kata al-wujud merupakan bentuk masdar daripada kata kerja wajada ( وجد ) yang bererti menemukan. Jadi secara etimologi kata wahdah bererti keesaan atau kesatuan lawan daripada kata banyak ( الكثرة ) atau terbilang ( التعدد ) dan kata al-wujud bererti temuan atau wujud lawan daripada kata cadam ( عدم ). Penggabungan daripada kedua-dua kata tersebut sering diartikan sebagai kesatuan wujud atau kesatuan realitas. Sedangkan pengertian kata wahdat al-wujud secara terminologi banyak diungkap

FUTUHAT AL MAKIYYAH DAN FUSHUS AL HIKAM OLEH IBN 'ARABI

Gambar
Pemikiran Ketuhanan Ibn ‘Arabi merupakan salah satu di antara sekian banyak varian pemikiran yang hidup dalam tradisi mistik Islam. Pandangan Ketuhanannya dikenal rumit dan sangat elitis. Dalam mengartikulasikan pemikiran mistisnya yang tertuang dalam dua magnum opus-nya Futuhat al-Makiyyah dan Fushus al-Hikam, ia cenderung memadukan kemampuan nalar dan kedalaman dzauqiyah, sehingga tidak semua orang bisa menjangkau ungkapan-ungkapan metaforisnya. Pemikiran Ketuhanan Ibn ‘Arabi sering dikaitkan dengan istilah Wihdat al-Wujud. Dalam konteks ini pada dasarnya ia mencoba menyeimbangkan pemahaman antara imanensi (tasybih) dan transendensi (tanzih). Pendahuluan Di antara sekian banyak pemikiran filsafat mistik (tasawuf falsafi) dalam Islam, pemikiran Ibn ‘Arabi merupakan salah satu model yang unik karena kepiawaiannya memformulasikan pengalaman mistisnya ke dalam bahasa filsafat, atau juga merupakan pemaduan unsur-unsur mistis ke dalam filsafat, sehingga filsafat yang disajikan t
SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

DALIL WAHDATUL WUJUD DALAM AL QUR'AN DAN HADISTH

SYAIKH SITI JENAR : AL-FATIHAH SALAH SATU KUNCI NGIBADAH

ABU THALIB AL-MAKKI PEMANDU AMALAN TAREKAT PARA SUFI

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

🔂 FOLLOWERS