SPIRITUAL SESEORANG TIDAK SELALU SAMA MENANGKAP KEBENARAN DEMI KEBENARAN

Masing-masing manusia akan mengalami pengalaman spiritual yang berbeda-beda sesuai tingkatannya dalam menangkap kebenaran demi kebenaran. Pemahaman yang difahami seseorang tidak akan selalu sama dengan pengalaman yang dialami dirinya.

Kisah berguru Nabi Musa kepada Nabi Khidir harusnya menjadi contoh bagi para salik, dan bagi orang yang ingin menempuh ilmu keTuhanan lewat bimbingan seorang Guru yang benar benar faham akan zahir dan bathin.

Nabi Khidir tidak mengajarkan apapun kepada Musa, tidak satu kitab pun diberikan kepada Nabi Musa.

Yang dilakukan nabi Khidir hanya 3 hal yang bertentangan dengan hukum zahir (syariat) dan akal sehat yang berlaku di dunia, yakni melubangi “Perahu”. Khidir juga membunuh “anak kecil”. Khidir juga mengajak Musa untuk memperbaiki "Dinding" rumah yang sudah hampir hancur walau tidak di upah.

Yang diajarkan Nabi khidir kepada Musa ialah memberikan ilmu hikmah agar Musa memahami makna sebenarnya, bukan hanya memberikan ilmu ilmu yang hanya sebatas teori teori belaka.

1) Makna dari melubangi perahu oleh khidir.

Yang dimaksud perahu adalah isyarat dari Syariat, agar syariat itu sempurna maka harus dilubangi supaya air laut (Lautan Ilmu Ma'rifat) itu masuk kedalam syariat agar syariat tidak kosong, agar syariat punya Ruh.
Sebab, perahu hanyalah kendaraan bagi manusia yang masih hidup diranah zahir. Sedangkan alam bathin lautan ilmunya tiada batasnya. akal manusia belum mampu menetapkan hukum yang berlaku di alam bathin. Itu sebabnya, Nabi Khidir melarang Nabi Musa bertanya sesuatu dengan akalnya melainkan dengan ilmu kasyaf, dalam pelajarannya.

2) Makna di balik Nabi Khidir membunuh anak kecil dapat saya jelaskan sebagai berikut.
Anak adalah perlambang keakuan kecil yang kekanak-kanakan (aku = egonya). Kefahaman seseorang bisa runtuh akibat terseret kepada keakuan kecilnya yang kekanak-kanakan tersebut. Itu sebabnya, keakuan kecilnya itu harus dibunuh agar bisa diganti dengan keAkuan yang besar.

Sesungguhnya, di dalam perjalanan dalam menuju Kebenaran Sejati selalu terjadi keadaan di mana keakuan kecil dari para salik cenderung mengingkari kehambaan dirinya sebagai akibat dia belum memahami fana fi rasul, keakuannya masih ada nafsu yang cenderung durhaka dan ingkar terhadap SumberNya.

3) Makna dinding yang ditinggikan Khidir adalah perlambang Sekat Tertinggi (al barzakh al ‘a’la) yang disebut juga dengan Dinding al-Jalal yang dibawahnya tersimpan Khazanah Perbendaharaan mutiara terpendam. Agar nanti Harta terpendam itu bisa dibagikan kepada anak yatim.

Jadi bagi para salik, dan bagi orang yang ingin menempuh ilmu keTuhanan. Jangan pernah belajar setengah perjalanan saja harus sampai tuntas, ketiganya harus engkau lalui, karena jika engkau tidak lulus ketiganya engkau tidak akan mendapatkan apa-apa selain kebenaran yang semu. Baca Juga : Habib-umar-kita-tidak-akan-pernah

Jika perjalananmu hanya sampai fase “Perahu” engkau akan menjadi orang yang suka menyalahkan.
Jika perjalananmu berhenti pada fase “Anak Kecil” sebelum membunuhnya, maka engkau seolah olah menjadi Tuhan untuk dirimu sendiri.
Jika perjalananmu telah sampai kepada Harta terpendam maka telah sampai kepada hakikat tujuanNya. Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Link

Komentar

SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

SYAIKH SITI JENAR : AL-FATIHAH SALAH SATU KUNCI NGIBADAH

CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

PUSAKA MADINAH

AL HALLAJ IBLIS ADALAH TEMAN DAN FIRAUN ADALAH GURUNYA

🔂 FOLLOWERS