SYAIKH SITI JENAR : AGAMA MERUPAKAN JALAN HIDUP MANUSIA BUKAN ALAT KEKUASAAN DAN PENGUASAAN

Berabad abad yang lalu Syaikh siti jenar pernah mengajarkan bahwa agama merupakan jalan hidup manusia, bukan alat untuk kekuasaan dan penguasaan, Dalam hidup ini tidak boleh ada sikap saling menguasai antar manusia, manusia bebas dalam menentukan jalan hidup, oleh karena itu agama harus diajarkan sebagai jalan hidup, sehingga pemeluk agama bisa hidup dengan tenang, bahagia dan tentram dalam menjalani kehidupannya. Agama juga harus menjadi landasan moral dan perilaku manusia, sehingga agama benar-benar bisa menjadi nilai yang luhur bagi ummat manusia dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Syaikh siti jenar juga mengajarkan bahwa agama islam itu harus diajarkan dengan cara yang sesuai bagi bumi dan manusia dinusantara. Karena itu diperlukan penafsiran yang mendalam, dan juga tidak disebarkan dalam bentuk budaya asalnya. Agama juga tidak boleh disebarkan dengan kekuasaan raja, sebab menurut Syaikh siti jenar raja yang memanfaatkan agama adalah raja penipu. Sering terjadi untuk memenuhi kepentingan penguasa, agama dijadikan alat untuk menguasai rakyat. Agama yang seharusnya dikuasai oleh rakyat, yang terjadi malah sebaliknya yaitu rakyat yang dikuasai oleh agama.

Maksud dari Syaikh Siti Jenar yaitu ingin menerapkan agama sesuai hakikatnya yaitu sebagai pencerahan bagi pemeluknya. Oleh karena itu, agama harus diajarkan tanpa melibatkan kekuasaan negara. Di sinilah Syaikh siti jenar bertabrakan dengan kepentingan Walisanga.

Percakapan Syaikh siti jenar dengan sunan bonang :
“Bonang, kamu mengundang saya datang di Demak. Saya malas untuk Datang, sebab saya merasa tidak di bawah atau diperintah oleh siapapun, kecuali oleh hati saya. Perintah hati itu yang saya turuti, selain itu tidak ada yang saya patuhi perintahnya. Bukankah kita sesama mayat? Mengapa seseorang memerintah orang lain? Manusia itu sama satu dengan yang lain, sama-sama tidak mengetahui Hyang Sukma itu. Yang disembah itu hanya nama-Nya saja. Meskipun demikian ia bersikap sombong, dan merasa berkuasa memerintah sesama bangkai.”.

Maksud dari syaikh siti jenar dalam percakapan dengan sunan bonang adalah kita sebagai manusia harus menjadi orang yang "Ihsan" / sampurna. Kasampurnaan manusia berasal dari kondisi hati yang bersih. Dan hati yang bersih adalah pangkal serta cermin seluruh eksistensi manusia di bumi. Kasampurnaan melahirkan ketegasan sikap dan menentang ketundukan membabi-buta kepada makhluk yang seharusnya hati hanya tunduk kepada Allah. Oleh karena itu, sesama manusia dan makhluk saling memiliki kemerdekaan dan kebebasan diri. Dan kebebasan serta kemerdekaan diri itu sifatnya pasti membawa kepada kemajuan dan peradaban manusia, serta tatanan masyarakat yang baik, sebab diletakkan diatas landasan Ke-Ilahian. Penjajahan atas  manusia lain hakikatnya adalah bentuk dari ketidaktahuan manusia akan Hyang Sukma.

Karena buta terhadap Hyang sukma Yang Maha Hadir itulah manusia sering membabi-buta merampas kemanusiaan orang lain. Dan hal ini sangat ditentang oleh Syaikh Siti Jenar. Termasuk upaya kekuasaan Kerajaan Demak dan Sultannya, bagi Syaikh Siti Jenar harus ditentang, sebab akan menjadi akibat menyimpangnya tujuan agama ke dalam kedzaliman manusia yang mengatasnamakan hamba Tuhan hanya demi penegakan syariat agama.

Syaikh siti jenar sadar bahwa di dunia ini penuh dengan tipu daya. Hampir di semua kekuasaan pada waktu itu, terjadi relasi antara raja dengan para tokoh agama. Dengan kata lain, raja dan tokoh agama berbagi kekuasaan. Yang dikuasai dan yang dijadikan pijakan hidup oleh raja dan tokoh agama adalah rakyat. Inilah yang oleh Syaikh siti jenar disebut sebagai penipuan. Baca Juga : Manusia-bebas-dalam-genggaman-tuhanl

Oleh karena itu, seharusnya agama benar-benar menjadi milik rakyat, dan negara tidak mengurusi agama atau dengan kata lain urusan agama harus dipisahkan dari urusan negara. Keimanan dan keyakinan adalah urusan pribadi tiap tiap manusia, dan tiap tiap manusia berhak memilih apa yang diyakininya. Yang harus diurusi oleh negara adalah tegaknya hukum yang adil, perlindungan bagi setiap orang tanpa memandang agama dan kepercayaannya. Yang diurusi oleh negara adalah kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Link

Komentar

SUARA KOTA PONTIANAK

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY SUARA KOTA PONTIANAK ||| 🔔E-mail : ptmkspontianak@gmail.com

🚀POPULAR POST

SYAIKH SITI JENAR : AL-FATIHAH SALAH SATU KUNCI NGIBADAH

CARA MEMBANGKITKAN NUR QALBU MELALUI ZIKIR NAFI DAN ISBAT BAGI FOMULA TASYAWUF

TUHAN TIDAK BERZAT, BERSIFAT, BERASMA, DAN BERAF'AL.

PUSAKA MADINAH

AL HALLAJ IBLIS ADALAH TEMAN DAN FIRAUN ADALAH GURUNYA

🔂 FOLLOWERS